Kerajaan
tidak hentinya mengalami kekacauan karena perebutan kekuasaan. Konon,
siapa pun menduduki takhta akan merasa tidak aman dari rongrongan.
Pangeran Mangkubumi akhirnya terbunuh dalam suatu usaha perebutan
kekuasaan. Sejak itu, Pangeran Tumenggung menjadi penguasa kerajaan.
Pewaris
kerajaan yang sah, Pangeran Samudera, pasti tidak aman jika tetap
tinggal dalam Lingkungan kerajaan. Atas bantuan patih Kerajaan Nagara
Daha, Pangeran Samudera melarikan diri. Ia menyamar dan hidup di daerah
sepi di sekitar muara Sungai Barito. Dari Muara Bahan, bandar utama
Nagara Daha, mengikuti aliran sungai hingga ke muara Sungai Barito,
terdapat kampung-kampung yang berbanjar-banjar atau berderet-deret
melintasi tepi-tepi sungai. Kampung-kampung itu adalah Balandean,
Sarapat, Muhur, Tamban, Kuin, Balitung, dan Banjar.
Di
antara kampung-kampung itu, Banjar-lah yang paling bagus letaknya.
Kampung Banjar dibentuk oleh lima aliran sungai yang muaranya bertemu di
Sungai Kuin.
Karena letaknya yang
bagus, kampung Banjar kemudian berkembang menjadi bandar, kota
perdagangan yang ramai dikunjungi kapal-kapal dagang dari berbagai
negeri. Bandar itu di bawah kekuasaan seorang patih yang biasa disebut
Patih Masih. Bandar itu juga dikenal dengan nama Bandar Masih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar