Harimau Sumatra
adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatera mempunyai warna
paling gelap diantara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya
berukuran lebar dan jaraknya rapat bahkan terkadang dempet.
Harimau
Sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala hingga
ke ekor dengan berat 300 pound. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78
inci dan berat 200 pound. Belang harimau sumatra lebih tipis daripada
subspesies harimau lain. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut
serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan.
Ukurannya
yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput di
sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat. Harimau
ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang
buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau
gelap ketika melahirkan.
Harimau
Sumatra hanya ditemukan di pulau Sumatra. Kucing langka ini mampu hidup
di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan
tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi.
Makanan
harimau sumatra tergantung tempat tinggalnya dan seberapa berlimpah
mangsanya. Harimau sumatra merupakan hewan soliter yang berburu di
malam hari. Kucing ini mengintai mangsanya dengan sabar sebelum
menyerang dari belakang atau samping. Mereka memakan apapun yang dapat
ditangkap, umumnya celeng dan rusa, dan terkadang unggas,ikan, dan
Orangutan. Menurut penduduk setempat harimau sumatra juga gemar
makan durian.
Harimau Sumatera
juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika memburu mangsa. Luas
kawasan perburuan harimau Sumatera tidak diketahui dengan tepat, tetapi
diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau Sumatera dewasa memerlukan kawasan
jelajah seluas 100 kilometer.
Konservasi
Hingga sekarang diperkirakan hanya tersisa 400-500 ekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
yang masih bertahan di alam bebas. Selain itu terdapat sedikitnya 250
ekor Harimau Sumatera yang dipelihara di berbagai kebun binatang di
seluruh penjuru dunia.
Pengrusakan
habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi harimau sumatera
saat ini. Pembalakan hutan tetap berlangsung bahkan di taman nasional
yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau terbunuh antara
tahun 1998 hingga 2000.
Dalam
upaya penyelamatan harimau Sumatera dari kepunahan, Taman Safari
Indonesia ditunjuk oleh 20 kebun binatang di dunia sebagai Pusat
Penangkaran Harimau Sumatera, studbook keeper dan tempat penyimpanan sperma (Genome Rescue Bank) untuk harimau Sumatera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar